Jumat, 20 Mei 2016

Dasyatnya Ekonomi Sharing di Era Informasi

Rhenald Kasali, guru besar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, menyayangkan insiden yang terjadi pada saat demonstrasi yang dilakukan oleh supir taksi konvensional. Para pelaku taksi konvensional gagal memahami mengenai ekonomi sharing, yang dengan giatnya dikembangkan oleh anak-anak jaman milenia, yang dapat melakukan efisiensi biaya dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan produk dengan harga jual yang jauh lebih murah.

Ekonomi sharing ini sudah terjadi di berbagai bidang bisnis, bukan hanya di bidang transportasi. Misalnya ada Airbnb.com di bidang akomodasi. Airbnb.com dapat menghubungkan antara turis yang membutuhkan tempat untuk menginap, dengan orang yang memiliki rumah atau apartemen kosong yang dapat disewakan harian. Akibatnya turis sudah tidak perlu membayar biaya semahal harga kamar hotel lagi.

Barang-barang bekas yang dulunya menumpuk di gudang, ternyata masih bisa dijual dan menghasilkan uang. Muncullah aplikasi seperti e-bay dan OLX.

Untuk shopping online pun sudah ada TokoPedia dan BukaLapak, sebagai tempat berkumpulnya para pedagang online dalam jumlah banyak yang menawarkan berbagai macam produk. Banyak orang yang tertarik untuk berbelanja menggunakan aplikasi ini, karena barang yang ditawarkannya lengkap dan murah. Murah karena para pedagangnya bisa melakukan efisiensi biaya karena tidak perlu membuka toko konvensional.

Tantangan di bidang transportasi sebenarnya bukan berasal dari aplikasi seperti gojek, grabtaxi, ataupun uber. Masih ada satu aplikasi sharing lagi yang lebih dasyat, dengan nama Nebeng.com. Dengan menggunakan aplikasi ini, seseorang yang memiliki mobil dan hendak berkendara sendirian, dapat menawarkan jasa untuk mengantarkan orang lain yang hendak menuju ke lokasi yang sama. Hal ini dapat menguntungkan yang memiliki mobil karena dapat berbagi biaya dengan penumpang yang nebeng. Penumpang pun diuntungkan karena bisa menuju ke tempat tujuan dengan biaya yang lebih hemat dibandingkan transportasi umum.

KlikSaya.Com, situs pasar periklanan online yang saya dirikan pada tahun 2007, termasuk salah satu aplikasi sharing di bidang periklanan online. KlikSaya.Com menghubungkan antara orang yang ingin memasang iklan online (pemasang iklan), dengan orang yang memiliki tempat untuk dipasangi iklan online (penerbit iklan). Dengan memanfaatkan teknologi informasi, satu tempat iklan bisa di-sharing penggunaannya oleh banyak iklan, dengan teknik perhitungan biaya berdasarkan jumlah klik pada iklan, sehingga pemasang iklan dapat memasang iklan dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu dimulai dari harga Rp. 50.000 rupiah saja.

Situs berita online pun turut memanfaatkan teknik sharing ini untuk menghadirkan solusi iklan yang lebih terjangkau oleh masyarakat. Portal berita terbesar di Indonesia, Detik.Com, kini menawarkan solusi yang jauh lebih murah untuk memasang iklan di situsnya. Dulunya pemasang iklan mesti booking satu tempat khusus untuk iklannya, dengan biaya iklan per hari yang mencapai puluhan juta. Namun kini dapat memanfaatkan tempat iklan yang sama hanya dengan biaya dimulai dari 200.000 rupiah saja. Semua iklan yang aktif akan dimunculkan secara bergantian, dengan jumlah tayang yang disesuaikan dengan budget masing-masing iklan.

Harga yang semakin murah ini tentunya akan dapat menjangkau pasar yang jauh lebih luas. Dulunya hanya korporasi besar yang sanggup memasang iklan di Detik.com. Sekarang pedagang online perorangan pun sudah sanggup memasang iklan di Detik.com. Iklan dapat dipesan melalui agen yang bekerja sama, seperti KlikSaya.Com.

Dengan sharing, semuanya menjadi lebih murah.

Sumber : David Ciang

Tidak ada komentar: